Minggu, 07 Mei 2017

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II “ PEMERIKSAAN BILIRUBIN DIRECT, BILIRUBIN INDIRECT DAN BILIRUBIN TOTAL ”



 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
“ PEMERIKSAAN BILIRUBIN DIRECT, BILIRUBIN INDIRECT
DAN BILIRUBIN TOTAL ”


Logo UNAIR.png
 











Disusun oleh :
Kelompok : III
Wiwin Nur Haliza ( 151510113032)





D3 ANALIS MEDIS
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017



 I.  PENDAHULUAN
1.1. Tujuan   

             Untuk mengetahui kadar Bilirubin Direct (D) dan Bilirubin Total (T)
1.2 Dasar teori

            Bilirubin adalah produk dari eritrosit yang rusak atau dari atabolisme heme dari semua hemeprotein terjadi dalam fraksi mikrosom sel retikuloendotel oleh sistem enzym yang kompleks yaitu heme oksigenase (Baron . D. N,1981). Kerusakan eritrosin akan menyebabkan keluarnya bilirubin. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air, bilirubin yang disekresikan dalam darah harus diikatkan albumin untuk diangkut dalam plasma menuju hati( Sacher A, 2004). Bilirubin ini adalah bilirubin tak terkonjugasi yang tidak larut dalam air. Bilirubin yang terkonjugasi akan dengan cepat bereaksi dengan asam sulfanil yang terdiazotasi membentuk azobilirubin atau bilirubin langsung (direct bilirubin) (Baradero et. al.,2008). Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk azobilirubin. Peningkatan kadar bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi dapat disebabkan oleh gangguan ekskresi bilirubin intrahepatik antara lain Sindroma Dubin Johson dan Rotor, Recurrent (benign) intrahepatic cholestasis, Nekrosis hepatoseluler, Obstruksi saluran empedu. Diagnosis tersebut diperkuat dengan pemeriksaan urobilin dalam tinja dan urin dengan hasil negative (Riswanto, 2009)
            Bilirubin tak terkonjugasi ini diikat oleh albumin dan protein lain, kemudian beredar melalui peredaran darah. Setibanya di dalam hepar, bilirubin tak terkonjugasi dilepas oleh hepar dari albumin, kemudian digabung dengan glukoronid sehingga dapat melarut dalam air dan disebut bilirubin terkonjugasi (Baradero et. al.,2008). Peningkatan kadar bilirubin direk atau bilirubin terkonjugasi dapat disebabkan oleh gangguan ekskresi bilirubin intrahepatik antara lain Sindroma Dubin Johson dan Rotor, Recurrent (benign) intrahepatic cholestasis, Nekrosis hepatoseluler, Obstruksi saluran empedu. Diagnosis tersebut diperkuat dengan pemeriksaan urobilin dalam tinja dan urin dengan hasil negative (Riswanto, 2009) 
            Melalui kanakuli, bilirubin terkonjugasi ikut dengan empedu dan masuk ke vesika felea dan duodenum. Dalam duodenum, bilirubin terkonjugasi diubah menjadi urobilinogen. Sebagian urobilinogen ini dikeluarkan melalui feses dalam bentuk sterkobilin, yang memberi warna pada feses, dan sebagian diabsorbsi. Setelah itu, direabsorbsi, setibanya di dalam hepar, hepar melepaskannya ke dalam darah untuk diambil kembali, yang lain dikeluarkan melalui urine (Baradero et. al.,2008)
             Bilirubin terkonjugasi yang merupakan bilirubin bebas yang terikat albumin harus terlebih dahulu dicampur dengan alcohol, kafein, atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, dan sering disebut sebagai bilirubin tidak langsung (indirect bilirubin) (Joy ce, 2007). Peningkatan kadar bilirubin indirek mempunyai arti dalam diagnosis penyakit bilirubinemia karena payah jantung akibat gangguan dari delivery bilirubin ke dalam peredaran darah. Pada keadaan ini disertai dengan tanda-tanda payah jantung, setelah payah jantung diatasi maka kadar bilirubin akan normal kembali dan harus dibedakan dengan chardiac chirrhosis yang tidak selalu disertai bilirubinemia (Riswanto, 2009)  .
            Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai bilirubin total dan bilirubin direct. Sedangkan bilirubin indirect diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dengan bilirubin direct. Metode pengukuran yang digunakan adalah fotometri atau spektrofotometri yang mengukur intensitas warna azobilirubin.














II.  METODE PRAKTIKUM
2.1 Metode    
       2.1.1
Metode bilirubin total          : metode Jendrassik / Grof C.
       2.1.2 Metode bilirubin direk        : metode Jendrassik / Grof C.
        

2.2 Metode Kerja
2.2.1 Alat dan Bahan
1.    Alat
  a)         Centrifuge                                                  b)         Tabung reaksi
                 c)         Rak tabung reaksi                                       d)        Mikropipet 100 µL
                  e)         Mikropipet 1000 µL                                  f)          Fotometer
                 g)         waterbath                                                               h)         pipet pastur
            2.    Bahan
             a)        serum darah
                        Reagen bilirubin total
                        Reagen T-Nitrit (Natrium Nitrit),
            b)         serum darah
                        Reagen Bilirubin Direct
                        reagen D-Nitrit
      
2.2.2  cara kerja
       a. penentuan kadar bilirubin total


 




Tabung blanko,
1000
µl Reagen total bilirubin
 
Tabung sampel,
1000
µl Reagen total bilirubin + 40 μl Reagen total nitrit  

 
                                                                  
                                                                                                                       

























Campur dan inkubasi selama 5 menit temperatur 37 0C ( waterbath)

 









inkubasi selama 10-30 menit pada suhu kamar
 








Keluar hasil, dan catat hasil yang tertera
 
 













a. penentuan kadar bilirubin total


 




Tabung blanko,
1000
µl Reagen total bilirubin
 
Tabung sampel,
1000
µl Reagen total bilirubin + 40 μl Reagen total nitrit  

 
                                                                  
                                                                                                                       

























Campur dan inkubasi selama < 2 menit temperatur 37 0C ( waterbath)

 









inkubasi selama 5 menit pada suhu kamar
 








Keluar hasil, dan catat hasil yang tertera
 
 















III.   Hasil Pengamatan dan Pembahasan

3.1.1.   Hasil penentuan kadar bilirubin total darah 

Kelompok
Sampel
Albumin ( mg/dl )
Keterangan
3
A
1,65
Tinggi
3
B
0,48
Normal
            Keterangan  kadar bilirubin total:
·         Pada saat lahir : s.d. 5 mg/dl atau 85,5 mmol/liter
·         Umur 5 hari : s.d. 12 mg/dl atau 205,0 mmol/liter
·          Umur s.d. 1 bulan : s.d. 1,5 mg/dl atau 25,6 mmol/liter
·          Dewasa :  1,1 mg/dl atau 18,8 mmol/liter

3.1.2.   Hasil penentuan kadar bilirubin  direk darah

Kelompok
Sampel
Albumin ( mg/dl )
Keterangan
3
A
0,44
Tinggi
3
B
0,6
Normal
     Keterangan  kadar bilirubin direk :
·         Dewasa : 0,25 mg/dl atau 4,3 mmol/liter

3.1.3.   Hasil penentuan kadar  bilirubin  indirek darah

Kelompok
Sampel
Albumin ( mg/dl )
Keterangan
3
A
1,21
Tinggi
3
B
0,42
Normal
     Keterangan  kadar globulin :
·         Dewasa :  0.1-1.0 mg/dl
.
3.1 Pembahasan
            Pengukuran kadar bilirubin serum merupakan yang sering digunakan sebagai indikator yang peka untuk fungsi hati. Bilirubin terbagi atas dua komponen yaitu, bilirubin terkonjugasi ( bilirubin direk ) dan yang tak terkonjugasi (bilirubin indirek). Pada praktikum, dilakukan pemeriksaan fungsi hati bilirubin total dan direk  yang masing – masingnya menggunakan sampel serum yang diperiksa secara fotometrik menggunakan spektofotometer dengan reagen kit , yaitu  untuk pemeriksaan bilirubin total  yang terdiri dari larutan  reagen bilirubin total dan reagen T-Nitrit sedangkan pemeriksaan bilirubun direk dengan larutan reagen direk dan reagen D-Nitrit sedangkan untuk pemeriksaan bilirubin indirek tidak dilakukan tetapi dihitung sebagai perbedaan antara bilirubin total dan fraksi direk.
            Pada pemeriksaan bilirubin total, sampel tersebut  diperiksa dengan melakukan penambahan reagen bilirubin total sebanyak 1000 µI dan 1 tetes larutan  T- Nitrit, fungsi penambahan reagen ini adalah sebagai akselerator guna mempercepat reaksi dengan membentuk zat warna azo. Kemudian reagen tersebut diinkubasi selama 5 menit berguna untuk mempercepat reaksi dimana analit-analit pada sampel akan berikatan dengan sampel sehingga terjadi reaksi yang sempurna.setelah itu dilakukan penambahan sampel sebanyak 100 µI dan dilakukan inkubasi selama 10- 30 menit setelah itu diperiksa terlebih dahulu blanko yang berguna sebagai standar dimana hal ini digunakan sebagai pembanding. Lalu diperiksa secara fotometrik pada spektofotometer, dengan prinsip reaksinya yaitu terjadi dimana asam sulphanilic direaksiakan dengan natrium nitrit menjadi diazotised sulphanilic  acid (DSA) yang akan bereaksi dengan bilirubin dan accelator membentuk zat warna azo.
Sehingga hasil yang diperoleh pada pameriksaan bilirubin total pada sampel A ialah 1,65 mg/dl, Hasil yang diperoleh yaitu tinggi karena berada pada di atas range normal untuk orang dewasa  yaitu 1,1 mg/dl yang dapat diinterpretasikan hasilnya terjadi gangguan pada hati, Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan kadar bilirubin total dan adalah sebagai berikut: terjadi ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson. Pengaruh obat : antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K. sedangkan pada sampel B hasilnya ialah  0.48 mg/dl, Hasil yang diperoleh yaitu normal  karena berada pada range normal untuk orang dewasa  yaitu 1,1 mg/dl  
           
Pada pemeriksaan bilirubin direk, sampel tersebut  diperiksa dengan melakukan penambahan reagen bilirubin total sebanyak 1000 µI dan 1 tetes larutan  D- Nitrit, fungsi penambahan reagen ini adalah sebagai akselerator guna mempercepat reaksi dengan membentuk zat warna azo. Kemudian reagen tersebut ditambahkan sampel sebanyak 100 µI dan dilakukan inkubasi selama 10-30 menit setelah itu diperiksa terlebih dahulu blanko yang berguna sebagai standar dimana hal ini digunakan sebagai pembanding. Lalu diperiksa secara fotometrik pada humalyzer, dengan prinsip reaksinya yaitu terjadi dimana asam sulphanilic direaksiakan dengan natrium nitrit menjadi diazotised sulphanilic  acid (DSA) yang akan bereaksi dengan bilirubin dan akselerator berupa senyawa caffein yang berada didalam komposisi reagen sehingga membentuk zat warna azo. Dari praktikum hasil yang diperoleh pada pemeriksaan bilirubin direk pada sampel A adalah  0,44 mg/dl,  Hasil yang diperoleh yaitu tidak normal dimana hasilnya berada di atas range normal untuk orang dewasa  yaitu 0,25  mg/dl yang dapat diinterpretasikan hasilnya terjadi gangguan, Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan kadar bilirubin direk adalah sebagai berikut: eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse, malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin , sedangkan pada sampel B  hasilnya adalah  0,06  mg/dl, Hasil yang diperoleh yaitu normal dimana hasilnya berada range normal untuk orang dewasa  yaitu 0,25  mg/dl          
            Sedangkan bilirubin indirek tidak diukur secara langsung tetapi. bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin direk hal ini disebabkan karena bilirubin total melibatkan pelarutan bentuk tidak terkonjugasi sebelum kuantifikasi kimiawi. Dengan demikian hasil yang diperoleh untuk bilirubin indirek adalah hasil kurang antara bilirubin total dan bilirubin direk sehingga hasilnya pada sampel A adalah (1,65 mg/dl – 0,44mg/dl) = 1,21 mg/dl sehingga diinterpretasikan terjadi gangguan fungsi hati,dengan melihat range nilai normal bilirubin indirect adlah 0.1-1.0 mg/dl.






IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
·           Kadar total bilirubin pada pada sampel A tergolong tinggi yaitu sebesar  1,65  mg/dl dan sampel B tergolong normal yaitu sebesar 0,48 mg/dl,  sebab karena pada Dewasa rentang nilai normalnya yaitu :  1,1 mg/dl atau 18,8 mmol/liter

·         Kadar bilirubin direk pada pada sampel A tergolong tinggi yaitu sebesar  0,44 mg/dl dan sampel B tergolong normal yaitu sebesar 0,06 mg/dl,  sebab karena pada Dewasa rentang nilai normalnya yaitu : 0,25 mg/dl atau 4,3 mmol/liter mmol/liter

·           Kadar bilirubin indirek pada pada sampel A A tergolong tinggi yaitu sebesar  1,21 mg/dl dan sampel B tergolong normal yaitu sebesar 0,42 mg/dl,  sebab karena pada Dewasa rentang nilai normalnya yaitu :  :  0.1-1.0 mg/dl







DAFTAR PUSTAKA



Baradero, M, M.W Ddayrit dan Y Siswadi. 2008. Klien Gangguan Hati: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Baron . D. N.1981. kapita selekta patologi klinik . Jakarta :penerbit buku kedokteran (EGC) .
Joyce LeFever Kee. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.  
Riswanto ; 2009  Tes kimia darah  laboratorium kesehatan ; diakses tanggal  4  maret 2011
Sacher A. Ronald dan Richard A. McPherson . 2004. tinjauan klinis hasil pemeriksaan Laboratorium. Jakarta : penerbit buku Kedokteran  EGC.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar