LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
“ PEMERIKSAAN PROTEIN
TOTAL”
Disusun
oleh :
Kelompok
: III
Wiwin
Nur Haliza ( 151510113032)
D3
ANALIS MEDIS
FAKULTAS
VOKASI
UNIVERSITAS
AIRLANGGA
2017
I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
1. untuk mengetahui kadar dari protein total dalam serum
1. untuk mengetahui kadar dari protein total dalam serum
1.2
Dasar teori
Protein merupakan komponen
penting atau komponen utama sel hewan dan manusia. Oleh karena sel itu
merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungssi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein
mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organic ( poedjiadi, 2007).
Pada umumnya protein total terdiri dari albumin dan
globulin. Penggunaan pemeriksaan protein total serum dibatasi kecuali dilakukan
pemeriksaan elektroforesis protein (Joyce, 1997).
Serum protein merupakan salah satu dari
tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa larutan
koloidal di dalam plasma darah.. Serum protein tidak mengandung fibrin (bukan
merupakan fibrous protein) sehingga dapat terlarut. Total serum protein dalam
darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau sekitar 7% (Sloane, 2002)
Serum protein diukur besar dibagi menjadi dua kelompok,
albumin dan globulin. Sebuah panel darah khas akan menyediakan empat pengukuran
yang berbeda - total protein, albumin, globulin, dan rasio albumin globulin. Saat
ini, pengukuran protein telah banyak menggunakan analyzer kimiawi otomatis. Pengukuran
kadar menggunakan prinsip penyerapan (absorbance) molekul zat warna. Protein
total biasanya diukur dengan reagen Biuret dan tembaga sulfat basa. Penyerapan
dipantau secara spektrofotometri pada λ 545 nm. Albumin sering dikuantifikasi
sendiri. Sedangkan globulin dihitung dari selisih kadar antara protein total
dan albumin yang diukur
Albumin merupakan protein plasma yang paling tinggi
jumlahnya sekitar 60% dan memiliki berbagai fungsi yang sangat penting bagi
kesehatan yaitu pembentukan jaringan sel baru, mempercepat pemulihan jaringan
sel tubuh yang rusak, kadar albumin dalam darah 3,5-5 g/dl (Rusli, et all,
2011).
Albumin adalah protein yang larut dalam air. Albumin
disintesis di hati dan berfungsi utama untuk mempertahankan tekanan koloid
osmotik
darah. Hal ini
karena albumin merupakan protein dengan berat molekul besar yang tidak dapat
melintasi dinding pembuluh atau dinding kapiler sehingga dapat membantu
mempertahankan cairan yang ada di dalam sistem vascular (Sutedjo, 2007).
Serum globulin adalah istilah
umum yang digunakan untuk protein yang tidak larut, baik di dalam air
maupun di dalam larutan garam konsentrasi tinggi, tetapi larut dalam larutan
garam konsentrasi sedang
Kadar albumin digunakan sebagai indikator perubahan biokimia yang berhubungan dengan simpanan protein tubuh dan berkaitan dengan perubahan status gizi, walaupun tidak terlalu sensitif. Pada penderita malnutrisi sering ditemukan kadar albumin serum yang rendah, namun tidak jarang kadar albumin serum masih dalam batas normal. Peningkatan kadar albumin berkaitan erat dengan kadar hemoglobin darah. Penurunan kadar albumin dalam darah akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin, karena protein merupakan salah salah unsur yang penting diperlukan dalam sintesis hemoglobin dan pembawa zat besi, oleh karena itu apabila kadar albumin dalam tubuh rendah, maka sintesis hemoglobin akan terganggu dan dapat mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah (Sutedjo, 2007).
Kadar albumin digunakan sebagai indikator perubahan biokimia yang berhubungan dengan simpanan protein tubuh dan berkaitan dengan perubahan status gizi, walaupun tidak terlalu sensitif. Pada penderita malnutrisi sering ditemukan kadar albumin serum yang rendah, namun tidak jarang kadar albumin serum masih dalam batas normal. Peningkatan kadar albumin berkaitan erat dengan kadar hemoglobin darah. Penurunan kadar albumin dalam darah akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin, karena protein merupakan salah salah unsur yang penting diperlukan dalam sintesis hemoglobin dan pembawa zat besi, oleh karena itu apabila kadar albumin dalam tubuh rendah, maka sintesis hemoglobin akan terganggu dan dapat mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah (Sutedjo, 2007).
2.1
Metode
2.1.1 Metode protein total : photometric test menggunakan metode biuret
2.1.1 Metode protein total : photometric test menggunakan metode biuret
2.1.1 Metode protein
albumin: photometric test menggunakan metode bromcresol green
2.1.1 Metode globulin
: metode biuret photometric test
2.2
Metode Kerja
2.2.1 Alat
dan Bahan
1. Alat
a)
Centrifuge b)
Tabung reaksi
c)
Rak tabung reaksi d)
Mikropipet 10 µL
e)
Mikropipet 1000 µL f)
Fotometer
g)
waterbath
2.
Bahan
a) serum
darah
Reagen
protein total
larutan standart protein
larutan standart protein
b) serum darah
Reagen
brom cresol blue
larutan standart
larutan standart
c) serum darah
larutan
hayem
2.2.2 cara kerja
a.
penentuan kadar protein total
|
|
|
|
||||||||||||
|
||||||||||||
b. penentuan kadar albumin
|
|
|
|
||||||||||||
|
||||||||||||
c. penentuan kadar globulin
|
III.
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
3.1.1. Hasil
penentuan kadar protein total darah
Kelompok
|
Sampel
|
Albumin ( mg/dl )
|
Keterangan
|
3
|
A
|
155,5
|
Normal
|
3
|
B
|
149,7
|
Normal
|
Keterangan kadar albumin :
3.1.2. Hasil
penentuan kadar albumin darah
Kelompok
|
Sampel
|
Albumin ( mg/dl )
|
Keterangan
|
3
|
A
|
155,5
|
Normal
|
3
|
B
|
149,7
|
Normal
|
Keterangan kadar albumin :
1.
Orang dewasa / tua : 3,5
– 5,0 g / dl
2.
Anak-anak :
4 - 5,9 g / dl
3.
Bayi : 4.4 - 5.4 g/dl
4.
Neonatus :
2.9 - 5.4 g/dl
3.1.3. Hasil
penentuan kadar globulin darah
Kelompok
|
Sampel
|
Albumin ( mg/dl )
|
Keterangan
|
3
|
A
|
155,5
|
Normal
|
3
|
B
|
149,7
|
Normal
|
Keterangan kadar globulin :
:
3.2. Pembahasan
Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin
(40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah
serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total protein akan
menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma. Pada
praktikum, dilakukan pemeriksaan kadar protein total,
albumin dan globulin yang terdapat di dalam Serum. Protein total terdiri atas
albumin dan globulin. Dimana albumin memuliki fungsi untuk mempertahankan
osmosis dari cairan vaskuler sedangkan globulin berfungsi untuk memberikan
imunisatas tubuh.
Pada
penentuan kadar protein total dalam darah, kami menggunakan metode Biuret dengan menggunakan
spektrofotometer. Dimana prinsip dari metode ini adalah pengukuran serapan
cahaya kompleks berwarna ungu dari protein yang bereaksi dengan pereaksi biuret
dimana, yang membentuk kompleks adalah protein dengan ion Cu2+ yang terdapat
dalam pereaksi biuret dalam suasana basa. Semakin tinggi intensitas cahaya yang
diserap oleh alat maka semakin tinggi pula kandungan protein yang terdapat di
dalam serum tersebut. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapat
kadar total protein dalam darah sebesar …….. mg/dl. Kadar kolesterol tersebut
termasuk dalam kategori.karena kurang dari …..mg/dl. Kadar kolesterol darah
dikatakan rendah jika kurang dari ….mg/dl, dikatakan normal yaitu 132 – 200
mg/dl, dan dikatakan tinggi jika lebih dari ….. mg/dl. (6.1 – 8.2)
Lassen (2005) melaporkan bahwa peningkatan atau penurunan konsentrasi protein total dalam sirkulasi darah dipengaruhi oleh konsentrasi albumin atau globulin atau keduanya. Konsentrasi protein total dan nilai hematokrit meningkat pada kasus dehidrasi, disertai dengan konsentrasi albumin dan globulin yang meningkat pula (Jackson 2007).
Selain itu konsentrasi globulin dapat meningkat akibat infeksi kronis (parasit, bakteri, atau virus), penyakit hati (sirosis, penyumbatan saluran empedu), sindrom karsinoid, radang sendi atau reumatik, ulkus pada kolon, myeloma dan leukemia, penyakit autoimun dan gagal ginjal (Kaslow 2010).Peningkatan konsentrasi protein total tersebut disebabkan oleh penurunan konsentrasi albumin dan peningkatan konsentrasi globulin secara progresif (Kaneko et al. 1997). Peningkatan konsentrasi protein total dalam darah dapat disebabkan oleh infeksi kronis, hipofungsi kelenjar adrenal, kegagalan fungsi hati, penyakit kolagen pada pembuluh darah, hipersensitif (alergi), dehidrasi, penyakit saluran pernafasan (sesak nafas), hemolisis dan leukemia (Kaslow 2010). Konsentrasi protein total dan nilai hematokrit meningkat pada kasus dehidrasi, diikuti dengan peningkatan konsentrasi albumin dan globulin (Jackson 2007).
Penurunan konsentrasi protein total disebabkan oleh malnutrisi dan malabsorbsi, penyakit hati, diare kronis maupun akut, terbakar, ketidakseimbangan hormon, penyakit ginjal (proteinuria), rendahnya konsentrasi albumin, rendahnya konsentrasi globulin dan kebuntingan (Kaslow 2010).
Pada penentuan kadar albumin dalam darah, kami menggunakan prinsip di dalam dari brom cresol green pada suasana sedikit asam, serum albumin akan memproduksi sebuah perubahan warna dari indicator kuning kehijauan menjadi hijau kebiruan. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapat kadar albumin dalam darah sebesar …mg/dl. Kadar kolesterol tersebut termasuk dalam kategori normal karena kurang dari mg/dl. Kadar kolesterol darah dikatakan rendah jika kurang dari 3.5 g/dl, dikatakan normal yaitu 3.5 – 5.2 g/dl, dan dikatakan tinggi jika lebih dari 5.2 g/dl.
Penggunaan reagen bromocesol green karena albumin bersifat mengikat albumin sehingga menyebabkan terjadinya perubahan dalam penyerapan spektrum pencelupan. Pencelupan dan pembentukan albumin kompleks mempunyai puncak penyerapan pada panjang gelombang 625 nm. Pada prinsipnya serum yang ditambahkan pereaksi atau reagen akan berubah warna menjadi hijau, kemudian diperiksa pada spektrofotometer. Intensitas warna hijau ini menunjukkan kadar albumin pada serum
Lassen (2005) melaporkan bahwa peningkatan atau penurunan konsentrasi protein total dalam sirkulasi darah dipengaruhi oleh konsentrasi albumin atau globulin atau keduanya. Konsentrasi protein total dan nilai hematokrit meningkat pada kasus dehidrasi, disertai dengan konsentrasi albumin dan globulin yang meningkat pula (Jackson 2007).
Selain itu konsentrasi globulin dapat meningkat akibat infeksi kronis (parasit, bakteri, atau virus), penyakit hati (sirosis, penyumbatan saluran empedu), sindrom karsinoid, radang sendi atau reumatik, ulkus pada kolon, myeloma dan leukemia, penyakit autoimun dan gagal ginjal (Kaslow 2010).Peningkatan konsentrasi protein total tersebut disebabkan oleh penurunan konsentrasi albumin dan peningkatan konsentrasi globulin secara progresif (Kaneko et al. 1997). Peningkatan konsentrasi protein total dalam darah dapat disebabkan oleh infeksi kronis, hipofungsi kelenjar adrenal, kegagalan fungsi hati, penyakit kolagen pada pembuluh darah, hipersensitif (alergi), dehidrasi, penyakit saluran pernafasan (sesak nafas), hemolisis dan leukemia (Kaslow 2010). Konsentrasi protein total dan nilai hematokrit meningkat pada kasus dehidrasi, diikuti dengan peningkatan konsentrasi albumin dan globulin (Jackson 2007).
Penurunan konsentrasi protein total disebabkan oleh malnutrisi dan malabsorbsi, penyakit hati, diare kronis maupun akut, terbakar, ketidakseimbangan hormon, penyakit ginjal (proteinuria), rendahnya konsentrasi albumin, rendahnya konsentrasi globulin dan kebuntingan (Kaslow 2010).
Pada penentuan kadar albumin dalam darah, kami menggunakan prinsip di dalam dari brom cresol green pada suasana sedikit asam, serum albumin akan memproduksi sebuah perubahan warna dari indicator kuning kehijauan menjadi hijau kebiruan. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapat kadar albumin dalam darah sebesar …mg/dl. Kadar kolesterol tersebut termasuk dalam kategori normal karena kurang dari mg/dl. Kadar kolesterol darah dikatakan rendah jika kurang dari 3.5 g/dl, dikatakan normal yaitu 3.5 – 5.2 g/dl, dan dikatakan tinggi jika lebih dari 5.2 g/dl.
Penggunaan reagen bromocesol green karena albumin bersifat mengikat albumin sehingga menyebabkan terjadinya perubahan dalam penyerapan spektrum pencelupan. Pencelupan dan pembentukan albumin kompleks mempunyai puncak penyerapan pada panjang gelombang 625 nm. Pada prinsipnya serum yang ditambahkan pereaksi atau reagen akan berubah warna menjadi hijau, kemudian diperiksa pada spektrofotometer. Intensitas warna hijau ini menunjukkan kadar albumin pada serum
Menurut Jackson (2007),
secara fisiologis tidak ada faktor yang dapat meningkatkan sintesis albumin.
Peningkatan konsentrasi albumin umumnya disebabkan oleh naik-turunnya volume
darah. Penurunan konsentrasi albumin dalam darah tidah hanya disebabkan oleh
penurunan sistesisnya, namun melibatkan proses multifaktor yang meliputi
sintesis, kerusakan albumin, kebocoran ke ekstravaskuler dan asupan protein
(Ballmer 2001). Menurut Kaslow (2010) konsentrasi albumin dapat mengalami
penurunan pada dehidrasi kronis, penyakit hipotiroid, malnutrisi (defisiensi
protein), polidipsi, gejala kerusakan ginjal, protein loosing enterophaty,
terbakar, kegagalan fungsi hati dan ketidakcukupan hormon anabolik (hormon
pertumbuhan). Faktor utama yang mempengaruhi sintesis albumin adalah asupan
pakan yang mengandung protein, tekanan osmotik koloid, aksi hormon tertentu
(misalnya; hormon tiroid dan hormon glukokortikoid), dan kejadian penyakit
(Busher 1990).
Menurut Jackson (2007) peningkatan albumin umumnya disebabkan karena naik-turunnya volume darah. Konsentrasi albumin dapat meningkat karena dehidrasi ringan, gagal jantung (Cronic Hearth Failure), gagal dalam penggunaan perombakan protein, kelebihan hormon glukokortikoid, dan turunan (Kaslow 2010). Stercova et al. (2005)
Pada penentuan kadar protein total dalam darah, kami menggunakan prinsip di dalam dari brom cresol green pada suasana sedikit asam, serum albumin akan memproduksi sebuah perubahan warna dari indicator kuning kehijauan menjadi hijau kebiruan. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapat kadar kolesterol total dalam darah sebesar 149,8 mg/dl. Kadar kolesterol tersebut termasuk dalam kategori normal karena kurang dari 200 mg/dl. Kadar kolesterol darah dikatakan rendah jika kurang dari 132 mg/dl, dikatakan normal yaitu 132 – 200 mg/dl, dan dikatakan tinggi jika lebih dari 200 mg/dl.
Globulin merupakan salah satu fraksi utama protein dalam darah. Berguna untuk sirkulasi ion, hormon dan asam lemak. Beberapa jenis globulin mengikat hemoglobin, beberapa lainnya mengikat zat besi, berfungsi untuk melawan infeksi, dan bertindak sebagai faktor koagulasi (Kaslow 2010). Tingginya konsentrasi globulin mengakibatkan rendahnya rasio A/G pada semua bangsa sapi pejantan bibit yang diuji pada penelitian ini. (Jackson 2007).
Ahmadi-Hamedani et al. (2014) melaporkan bahwa peningkatan rerata konsentrasi globulin pada umur yang lebih tua diduga karena sistem imun yang semakin matang. Meningkatnya rerata konsentrasi globulin dan menurunnya rerata konsentrasi albumin sejalan dengan bertambahnya umur sapi, mengakibatkan menurunnya rerata rasio A/G seiring dengan pertambahan umur.
Menurut Jackson (2007) peningkatan albumin umumnya disebabkan karena naik-turunnya volume darah. Konsentrasi albumin dapat meningkat karena dehidrasi ringan, gagal jantung (Cronic Hearth Failure), gagal dalam penggunaan perombakan protein, kelebihan hormon glukokortikoid, dan turunan (Kaslow 2010). Stercova et al. (2005)
Pada penentuan kadar protein total dalam darah, kami menggunakan prinsip di dalam dari brom cresol green pada suasana sedikit asam, serum albumin akan memproduksi sebuah perubahan warna dari indicator kuning kehijauan menjadi hijau kebiruan. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapat kadar kolesterol total dalam darah sebesar 149,8 mg/dl. Kadar kolesterol tersebut termasuk dalam kategori normal karena kurang dari 200 mg/dl. Kadar kolesterol darah dikatakan rendah jika kurang dari 132 mg/dl, dikatakan normal yaitu 132 – 200 mg/dl, dan dikatakan tinggi jika lebih dari 200 mg/dl.
Globulin merupakan salah satu fraksi utama protein dalam darah. Berguna untuk sirkulasi ion, hormon dan asam lemak. Beberapa jenis globulin mengikat hemoglobin, beberapa lainnya mengikat zat besi, berfungsi untuk melawan infeksi, dan bertindak sebagai faktor koagulasi (Kaslow 2010). Tingginya konsentrasi globulin mengakibatkan rendahnya rasio A/G pada semua bangsa sapi pejantan bibit yang diuji pada penelitian ini. (Jackson 2007).
Ahmadi-Hamedani et al. (2014) melaporkan bahwa peningkatan rerata konsentrasi globulin pada umur yang lebih tua diduga karena sistem imun yang semakin matang. Meningkatnya rerata konsentrasi globulin dan menurunnya rerata konsentrasi albumin sejalan dengan bertambahnya umur sapi, mengakibatkan menurunnya rerata rasio A/G seiring dengan pertambahan umur.
BAB
5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Kadar
albumin pada pada sampel 1 dan sampel 2 tergolong normal yaitu
sebesar 3,98 g/dl dan 4,04 g/dl.
·
Kadar
total protein pada pada sampel 1 dan sampel 2 tergolong normal yaitu sebesar
7,15 g/dl dan 7,45 g/dl.
·
Kadar
globulin pada pada sampel 1 dan sampel 2 tergolong normal yaitu sebesar 3,37 g/dl dan 3,41 g/dl
Ahmadi-Hamedani
M, Ghazvinian K, Kokhaei P, Barati M, Mahdavi A. 2014. Comparison of effects of
age and sex on serum protein electrophoretic pattern in one-humped camels (Camelus
dromedarius) in Semnan, Iran. Open Vet J. 4:4-8. ISSN: 2218-6050.
Ballmer PE. 2001 Causes and mechanisms of hypoalbuminaemia.
Clin NutHarcourt Publishers Ltd. doi:10.1054/clnu.2001.043
Busher
JT. 1990. Serum Albumin and Globulin Clinical Methods. Butterworth Publisher
Emory University School of Medicine, Atlanta, Georgia, Boston.
Jackson
ML. 2007. Veterinary Clinical Pathology: An Introduction. Blackwell Publishing
Iowa. hlm. 25:127.
Kaneko JJ. 1997. Serum proteins and the dysproteinemias.
Didalam Kaneko JJ, JW. Harvey, ML Bruss, editor. Clinical Biochemistry of
Domestic Animals. Edisi 5. Academic press. London, New York, Tokyo.
Kaslow
JE. 2010. Analysis of Serum Protein. Santa Ana : 720 North Tustin Avenue Suite
104, CA.
Lassen
ED. 2004. Laboratory evaluation of plasma and serum protein. Di dalam: Thrall
MA, editor. Veterinary Hematology and Clinical Chemistry. Lippincott Williams
& Wilkins. Maryland. hlm. 401-402:405.
Poedjiadi Anna, 2007. Dasar dasar biokimia. UI-Press : jakarta
Sloane Ethel, 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.
Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Stercova
E, Pazout V, Strakova E, Suchy P. 2005. Effects of intensive fattening of bulls
based on a high-grain diet on growth intensity and biochemical and acid-base
parameters of blood. Czech J Anim Sci. 50:355-361.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar