Minggu, 07 Mei 2017

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II “ PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL”



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
“ PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL”


Logo UNAIR.png
 











Disusun oleh :
Kelompok : III
Wiwin Nur Haliza ( 151510113032)





D3 ANALIS MEDIS
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017


I.  PENDAHULUAN
1.1. Tujuan   
           
1.    untuk mengetahui kadar  dari protein total dalam serum
1.2 Dasar teori

            Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan dan manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungssi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organic ( poedjiadi, 2007).      
                     Pada umumnya protein total terdiri dari albumin dan globulin. Penggunaan pemeriksaan protein total serum dibatasi kecuali dilakukan pemeriksaan elektroforesis protein (Joyce, 1997).
  Serum protein merupakan salah satu dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa larutan koloidal di dalam plasma darah.. Serum protein tidak mengandung fibrin (bukan merupakan fibrous protein) sehingga dapat terlarut. Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau sekitar 7% (Sloane, 2002)
Serum protein diukur besar dibagi menjadi dua kelompok, albumin dan globulin. Sebuah panel darah khas akan menyediakan empat pengukuran yang berbeda - total protein, albumin, globulin, dan rasio albumin globulin. Saat ini, pengukuran protein telah banyak menggunakan analyzer kimiawi otomatis. Pengukuran kadar menggunakan prinsip penyerapan (absorbance) molekul zat warna. Protein total biasanya diukur dengan reagen Biuret dan tembaga sulfat basa. Penyerapan dipantau secara spektrofotometri pada λ 545 nm. Albumin sering dikuantifikasi sendiri. Sedangkan globulin dihitung dari selisih kadar antara protein total dan albumin yang diukur
Albumin merupakan protein plasma yang paling tinggi jumlahnya sekitar 60% dan memiliki berbagai fungsi yang sangat penting bagi kesehatan yaitu pembentukan jaringan sel baru, mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang rusak, kadar albumin dalam darah 3,5-5 g/dl (Rusli, et all, 2011).
Albumin adalah protein yang larut dalam air. Albumin disintesis di hati dan berfungsi utama untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah. Hal ini karena albumin merupakan protein dengan berat molekul besar yang tidak dapat melintasi dinding pembuluh atau dinding kapiler sehingga dapat membantu mempertahankan cairan yang ada di dalam sistem vascular (Sutedjo, 2007).
            Serum globulin adalah istilah umum yang digunakan untuk protein yang tidak larut, baik di dalam air maupun di dalam larutan garam konsentrasi tinggi, tetapi larut dalam larutan garam konsentrasi sedang     
           
Kadar albumin digunakan sebagai indikator perubahan biokimia yang berhubungan dengan simpanan protein tubuh dan berkaitan dengan perubahan status gizi, walaupun tidak terlalu sensitif. Pada penderita malnutrisi sering ditemukan kadar albumin serum yang rendah, namun tidak jarang kadar albumin serum masih dalam batas normal. Peningkatan kadar albumin berkaitan erat dengan kadar hemoglobin darah. Penurunan kadar albumin dalam darah akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin, karena protein merupakan salah salah unsur yang penting diperlukan dalam sintesis hemoglobin dan pembawa zat besi, oleh karena itu apabila kadar albumin dalam tubuh rendah, maka sintesis hemoglobin akan terganggu dan dapat mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah (Sutedjo, 2007).


























II.  METODE PRAKTIKUM
2.1 Metode    
       2.1.1
Metode protein total : photometric test menggunakan metode biuret
       2.1.1 Metode protein albumin: photometric test menggunakan metode bromcresol green
       2.1.1 Metode globulin : metode biuret photometric test

2.2 Metode Kerja
2.2.1 Alat dan Bahan
1.    Alat
  a)         Centrifuge                                                  b)         Tabung reaksi
                 c)         Rak tabung reaksi                                       d)        Mikropipet 10 µL
                  e)         Mikropipet 1000 µL                                  f)          Fotometer
                 g)         waterbath
            2.    Bahan
             a)        serum darah
                        Reagen protein total
                        larutan standart protein
            b)         serum darah
                        Reagen brom cresol blue
                        larutan standart
            c)          serum darah
                        larutan hayem
    
2.2.2  cara kerja
       a. penentuan kadar  protein total


 




Tabung blanko,
1000
µl reagen glukosa +  aquadest 10 µl, campur rata
 
Tabung sampel,
1000
µl reagen glukosa + sampel serum 10 µl, campur rata

 
Tabung standar,
1000
µl reagen glukosa + standard glukosa 10 µl, campur rata

 
                                                                  
                                                                                                                       




















Inkubasi 10 menit dengan temperatur 37 0C ( waterbath)

 





Baca pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm, f = 0, P= Abs
 



 








b. penentuan kadar  albumin


 




Tabung blanko,
1000
µl reagen BCG +  aquadest 10 µl, campur rata
 
Tabung sampel,
1000
µl reagen BCG+ sampel serum 10 µl, campur rata

 
Tabung standar,
1000
µl reagen BCG+ standard albumin10 µl, campur rata

 
                                                                  
                                                                                                                       




















Inkubasi 10 menit dengan temperatur 37 0C ( waterbath)

 





Baca pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm, f = 0, P= Abs
 



 







c. penentuan kadar  globulin


 




                                                                  
                                                                                                                       













Catat, larutan hayem yang terpakai
 
 




III.   Hasil Pengamatan dan Pembahasan

3.1.1.   Hasil penentuan kadar protein total darah 

Kelompok
Sampel
Albumin ( mg/dl )
Keterangan
3
A
155,5
Normal
3
B
149,7
Normal
     Keterangan  kadar albumin :

3.1.2.   Hasil penentuan kadar albumin darah

Kelompok
Sampel
Albumin ( mg/dl )
Keterangan
3
A
155,5
Normal
3
B
149,7
Normal
     Keterangan  kadar albumin :
                  1.       Orang dewasa / tua           :           3,5 – 5,0 g / dl
                  2.       Anak-anak                        :           4 - 5,9 g / dl
                  3.       Bayi                                  :           4.4 - 5.4 g/dl
                  4.       Neonatus                          :           2.9 - 5.4 g/dl
3.1.3.   Hasil penentuan kadar  globulin darah

Kelompok
Sampel
Albumin ( mg/dl )
Keterangan
3
A
155,5
Normal
3
B
149,7
Normal
     Keterangan  kadar globulin :

:
                 
     












3.2. Pembahasan
            Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma. Pada praktikum, dilakukan pemeriksaan kadar protein total, albumin  dan globulin yang terdapat di dalam Serum. Protein total terdiri atas albumin dan globulin. Dimana albumin memuliki fungsi untuk mempertahankan osmosis dari cairan vaskuler sedangkan globulin berfungsi untuk memberikan imunisatas tubuh.
Pada penentuan kadar protein total dalam darah, kami menggunakan metode Biuret dengan menggunakan spektrofotometer. Dimana prinsip dari metode ini adalah pengukuran serapan cahaya kompleks berwarna ungu dari protein yang bereaksi dengan pereaksi biuret dimana, yang membentuk kompleks adalah protein dengan ion Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi biuret dalam suasana basa. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diserap oleh alat maka semakin tinggi pula kandungan protein yang terdapat di dalam serum tersebut. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapat kadar total protein dalam darah sebesar …….. mg/dl. Kadar kolesterol tersebut termasuk dalam kategori.karena kurang dari …..mg/dl. Kadar kolesterol darah dikatakan rendah jika kurang dari ….mg/dl, dikatakan normal yaitu 132 – 200 mg/dl, dan dikatakan tinggi jika lebih dari ….. mg/dl.    (6.1 – 8.2)
           
Lassen (2005) melaporkan bahwa peningkatan atau penurunan konsentrasi protein total dalam sirkulasi darah dipengaruhi oleh konsentrasi albumin atau globulin atau keduanya. Konsentrasi protein total dan nilai hematokrit meningkat pada kasus dehidrasi, disertai dengan konsentrasi albumin dan globulin yang meningkat pula (Jackson 2007).
            Selain itu konsentrasi globulin dapat meningkat akibat infeksi kronis (parasit, bakteri, atau virus), penyakit hati (sirosis, penyumbatan saluran empedu), sindrom karsinoid, radang sendi atau reumatik, ulkus pada kolon, myeloma dan leukemia, penyakit autoimun dan gagal ginjal (Kaslow 2010).Peningkatan konsentrasi protein total tersebut disebabkan oleh penurunan konsentrasi albumin dan peningkatan konsentrasi globulin secara progresif (Kaneko et al. 1997). Peningkatan konsentrasi protein total dalam darah dapat disebabkan oleh infeksi kronis, hipofungsi kelenjar adrenal, kegagalan fungsi hati, penyakit kolagen pada pembuluh darah, hipersensitif (alergi), dehidrasi, penyakit saluran pernafasan (sesak nafas), hemolisis dan leukemia (Kaslow 2010). Konsentrasi protein total dan nilai hematokrit meningkat pada kasus dehidrasi, diikuti dengan peningkatan konsentrasi albumin dan globulin (Jackson 2007).
        
           
Penurunan konsentrasi protein total disebabkan oleh malnutrisi dan malabsorbsi, penyakit hati, diare kronis maupun akut, terbakar, ketidakseimbangan hormon, penyakit ginjal (proteinuria), rendahnya konsentrasi albumin, rendahnya konsentrasi globulin dan kebuntingan (Kaslow 2010).    
            Pada penentuan kadar albumin dalam darah, kami menggunakan prinsip di dalam dari brom cresol green pada suasana sedikit asam, serum albumin akan memproduksi sebuah perubahan warna dari indicator kuning kehijauan menjadi hijau kebiruan. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapat kadar albumin dalam darah sebesar …mg/dl. Kadar kolesterol tersebut termasuk dalam kategori normal karena kurang dari  mg/dl. Kadar kolesterol darah dikatakan rendah jika kurang dari 3.5 g/dl, dikatakan normal yaitu 3.5 – 5.2 g/dl, dan dikatakan tinggi jika lebih dari 5.2 g/dl.                  
            Penggunaan reagen bromocesol green karena albumin bersifat mengikat albumin sehingga menyebabkan terjadinya perubahan dalam penyerapan spektrum pencelupan. Pencelupan dan pembentukan albumin kompleks mempunyai puncak penyerapan pada panjang gelombang 625 nm. Pada prinsipnya serum yang ditambahkan pereaksi atau reagen akan berubah warna menjadi hijau, kemudian diperiksa pada spektrofotometer. Intensitas warna hijau ini menunjukkan kadar albumin pada serum
            Menurut Jackson (2007), secara fisiologis tidak ada faktor yang dapat meningkatkan sintesis albumin. Peningkatan konsentrasi albumin umumnya disebabkan oleh naik-turunnya volume darah. Penurunan konsentrasi albumin dalam darah tidah hanya disebabkan oleh penurunan sistesisnya, namun melibatkan proses multifaktor yang meliputi sintesis, kerusakan albumin, kebocoran ke ekstravaskuler dan asupan protein (Ballmer 2001). Menurut Kaslow (2010) konsentrasi albumin dapat mengalami penurunan pada dehidrasi kronis, penyakit hipotiroid, malnutrisi (defisiensi protein), polidipsi, gejala kerusakan ginjal, protein loosing enterophaty, terbakar, kegagalan fungsi hati dan ketidakcukupan hormon anabolik (hormon pertumbuhan). Faktor utama yang mempengaruhi sintesis albumin adalah asupan pakan yang mengandung protein, tekanan osmotik koloid, aksi hormon tertentu (misalnya; hormon tiroid dan hormon glukokortikoid), dan kejadian penyakit (Busher 1990).
            Menurut Jackson (2007) peningkatan albumin umumnya disebabkan karena naik-turunnya volume darah. Konsentrasi albumin dapat meningkat karena dehidrasi ringan, gagal jantung (Cronic Hearth Failure), gagal dalam penggunaan perombakan protein, kelebihan hormon glukokortikoid, dan turunan (Kaslow 2010). Stercova et al. (2005)
             
            Pada penentuan kadar protein total dalam darah, kami menggunakan prinsip di dalam dari brom cresol green pada suasana sedikit asam, serum albumin akan memproduksi sebuah perubahan warna dari indicator kuning kehijauan menjadi hijau kebiruan. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapat kadar kolesterol total dalam darah sebesar 149,8 mg/dl. Kadar kolesterol tersebut termasuk dalam kategori normal karena kurang dari 200 mg/dl. Kadar kolesterol darah dikatakan rendah jika kurang dari 132 mg/dl, dikatakan normal yaitu 132 – 200 mg/dl, dan dikatakan tinggi jika lebih dari 200 mg/dl.    
           
Globulin merupakan salah satu fraksi utama protein dalam darah. Berguna untuk sirkulasi ion, hormon dan asam lemak. Beberapa jenis globulin mengikat hemoglobin, beberapa lainnya mengikat zat besi, berfungsi untuk melawan infeksi, dan bertindak sebagai faktor koagulasi (Kaslow 2010). Tingginya konsentrasi globulin mengakibatkan rendahnya rasio A/G pada semua bangsa sapi pejantan bibit yang diuji pada penelitian ini. (Jackson 2007). 
           
Ahmadi-Hamedani et al. (2014) melaporkan bahwa peningkatan rerata konsentrasi globulin pada umur yang lebih tua diduga karena sistem imun yang semakin matang. Meningkatnya rerata konsentrasi globulin dan menurunnya rerata konsentrasi albumin sejalan dengan bertambahnya umur sapi, mengakibatkan menurunnya rerata rasio A/G seiring dengan pertambahan umur.
























BAB 5
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
·         Kadar albumin pada pada sampel 1 dan sampel 2 tergolong normal yaitu sebesar 3,98 g/dl dan 4,04 g/dl.
·         Kadar total protein pada pada sampel 1 dan sampel 2 tergolong normal yaitu sebesar 7,15 g/dl dan 7,45 g/dl.
·         Kadar globulin pada pada sampel 1 dan sampel 2 tergolong normal yaitu sebesar 3,37 g/dl dan 3,41 g/dl
































Ahmadi-Hamedani M, Ghazvinian K, Kokhaei P, Barati M, Mahdavi A. 2014. Comparison of effects of age and sex on serum protein electrophoretic pattern in one-humped camels (Camelus dromedarius) in Semnan, Iran. Open Vet J. 4:4-8. ISSN: 2218-6050.
Ballmer PE. 2001 Causes and mechanisms of hypoalbuminaemia. Clin NutHarcourt Publishers Ltd. doi:10.1054/clnu.2001.043

Busher JT. 1990. Serum Albumin and Globulin Clinical Methods. Butterworth Publisher Emory University School of Medicine, Atlanta, Georgia, Boston.
Jackson ML. 2007. Veterinary Clinical Pathology: An Introduction. Blackwell Publishing Iowa. hlm. 25:127.
Kaneko JJ. 1997. Serum proteins and the dysproteinemias. Didalam Kaneko JJ, JW. Harvey, ML Bruss, editor. Clinical Biochemistry of Domestic Animals. Edisi 5. Academic press. London, New York, Tokyo.

Kaslow JE. 2010. Analysis of Serum Protein. Santa Ana : 720 North Tustin Avenue Suite 104, CA.


Lassen ED. 2004. Laboratory evaluation of plasma and serum protein. Di dalam: Thrall MA, editor. Veterinary Hematology and Clinical Chemistry. Lippincott Williams & Wilkins. Maryland. hlm. 401-402:405.
Poedjiadi Anna, 2007. Dasar dasar biokimia. UI-Press : jakarta

Sloane Ethel, 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Stercova E, Pazout V, Strakova E, Suchy P. 2005. Effects of intensive fattening of bulls based on a high-grain diet on growth intensity and biochemical and acid-base parameters of blood. Czech J Anim Sci. 50:355-361.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar