LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III
IDENTIFIKASI BAKTERI SPESIEMEN TINJA
Disusun oleh :
Kelompok : V
Wiwin Nur Haliza ( 151510113032)
D3 ANALIS MEDIS
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mikrobiologi
ialah
il mu pengetahuan tentang perikehidupan mahluk-mahluk kecil
yang hanya kelihatan dengan mikroskop ( bahasa yunani: micros = kecil, bios =
hidup, logos = kata atau ilmu). Mahluk- mahluk kecil itu di
sebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad reunik. Mikrobiologi mencangkup pengetahuan tentang virus
(virology), pengetahuan tentang
bakteri (bakteriologi), pengetahuan
tentang hewan bersel satu (protozologi),
pengetahuan tentang jamur (mikologi).( Sarles,
W.B. dan Frazier, W.C. Micribiology.harper and brothers)
Nama
bakteri itu berasal dari kata “bakterion”( bahasa yunani) yang berarti tongkat
atau batang. Sekarang nama itu di pakai untuk menyebutkan sekelompok organisme
yang bersel satu, tidak berklorofil( meskipun ada kecualinya ), berbiak dengan
pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop.
Spesies
klebsiella menunjukan pertumbuhan mukoid, simpai polisakarida yang besar, tidak
ada pergerakan, dan bisaanya memberikan tes positif untuk lisin dekarboksilase
dan sitrat. Klebsiella, enterobakter, dan serratia baiasnya member reaksi
Voges- Proskuer positif.( Geo.F. Brooks dkk.,1995)
Klebsiella
pneumonie termasuk genus klebsiella dalam family enterobacter yang merupakan
mirkoflora normal pada mulut, selaput lendir, saluran pernafasan atas, usus,
saluran kemih, dan alat kelamin manusia dan hewan. kuman ini dapat diisolasi
dari tinja manusia dan hewan. Pada manusaia genus klebsiella dapat merupakan
kuman penyabab pneumonia, disamping infeksi lain diluar saluran pernafasan,
misalnya: infeksi saluran kemih,infeksi nosokomial. (Dzen, 1994)
Klebsiella
pneumoniae terdapat saluran napas atas dan feses pada sekitar 5% orang normal.
Organisme ini menyebabkan sebagian kecil( sekitar 3%) pneumonia bacterial. K
pneumonia dapat menyebabkan konsolidasi luas disertai nekrosis hemoregik pada
paru-paru. Klebsiella kadang- kadang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih
dan bekterimia dengan lesi fokal pada pasien yang lemah. .( Geo.F. Brooks
dkk.,1995)
1.2. Tujuan
1. Mengidentifikasi bakteri klebsiella pada specimen
tinja, dengan menggunakan media selektif dan uji biokim
2. Mengetahui hasil pada media
selektif dan uji biokim untuk bakteri klebsiella
2.1
Tanggal Pelaksanaan
Hari
/ Tanggal praktikum: Senin – Selasa/ 19 – 27 Desember 2016
2.2
Prosedur
A. Cara kerja :
1. Penanaman spesimen feses pada media Mc conkey agar
a.
Siapkan alat dan bahan.
b. Ose disterilkan pada bunsen.
c. Ujung ose
didinginkan pada dinding dalam
tabung media.
d. Ambil kuman pada spesimen feses dengan ujung ose.
e. Kuman ditanam pada media Mc
conkey agar secara zig – zag ( streak ).
f. Ose
disterilkan pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
g. Inkubasi
media yang ditanam kuman selama
1 x 24 jam.
2. Penanaman spesimen feses pada media SS agar
a.
Siapkan alat dan bahan.
b. Sterilkan ose pada bunsen.
c. Ujung ose didinginkan pada dinding dalam tabung media.
d. Kuman diambil pada spesimen feses dengan ujung ose.
e. Kuman ditanam pada media SS
agar secara zig – zag ( streak ).
f. Ose
disterilkan pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
g. Media yang ditanam kuman
diinkubasi selama
1 x 24 jam.
3. Pengecatan Gram
a. Pembuatan preparat
1) Preparat
dipanaskan di atas bunsen.
2) Ose
disterilkan pada bunsen.
3) Ose
dimasukkan pada larutan NaCl 0.85% dan diteskan sedikit NaCl 0.85% pada
preparat.
4) Kuman
diambil dengan ujung ose
.
5) Kuman
diratakan dengan ose pada preparat.
6) Preparat
dipanaskan agar kuman mati dan terfiksasi pada preparat.
7) Ose
disterilkan.
b.
Pengecatan
preparat
1) Larutan
AOCV diteteskan sampai merata, menunggu
selama ± 1 menit
2) Dibilas dengan akuades mengalir dan ditunggu selama 5
detik
3) Testekan
larutan lugol sampai merata, menunggu selama ± 1 menit
4) Bilas
dengan akuades mengalir dan menunggu selama 5 detik
5) Teteskan
larutan aseton alkohol sampai merata,
diamkan 5-15 detik.
6) Bilas
dengan akuades mengalir
7) Teteskan
larutan safranin sampai merata, menunggu selama ± 30 detik.
8) Bilas
dengan akuades mengalir
9) Keringkan
preparat dengan kertas tissue pada sisi ulasan lalu mengeringkan pada udara.
10) Lihat
dan amati warna dan morfologi kuman dengan mikroskop pada
perbesaran 1000 kali dengan bantuan minyak immerse.
4. Penanaman koloni kuman pada media Nutrient agar slant ( Sebagai stok kuman )
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Sterilkan ( red heat
) ose pada bunsen.
c. Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
d. Ambil koloni kuman pada media SS agar dengan ujung ose.
e. Tanam koloni kuman pada media NAS secara spiral.
f. Sterilkan
ose (red heat) pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
g. Inkubasi
media yang ditanam kuman selama
1 x 24 jam.
5. Uji Biokimia :
a. Uji
Oksidase
1)
Siapkan alat dan bahan
2)
Bersihkan object glass dengan cara flaming
3)
Letakkan kertas saring
pada object glass
4)
Sterilkan ose di atas
Bunsen, kemiudian di dinginkan
5)
Ambil koloni kuman dari
media NAS dan meletakkanya di atas kertas saring, Bakar ose agar tidak terjadi
kontaminasi
6)
Tambahkan 1 –1
Dimethyl Para-phenil Hidroklorida 1%
di atas kertas saring,yang
terdapat koloni.
7)
Langsung
di lihat perubahan warna yang terjadi
b. Penanaman pada media Triple
sugar iron
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Sterilkan ( red heat
) jarum penusuk pada bunsen.
3) Dinginkan ujung jarum penusuk pada dinding dalam tabung
media.
4) Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung jarum
penusuk.
5) Tanam koloni kuman pada media TSI dengan cara menusuk
(sampai ½ media).
6) Sterilkan
jarum penusuk (red heat)
pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7) Inkubasi
media yang ditanam kuman selama
1 x 24 jam.
c. Uji Indol
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Sterilkan ( red heat
) ose pada bunsen.
3) Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
4) Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung ose.
5) Tanam koloni kuman pada media Indol dengan cara
mencelupkan ose.
6) Sterilkan
ose (red heat) pada
bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7) Inkubasi
media yang ditanam kuman selama
1 x 24 jam
8) Teteskan reagen kovac pada media.
9) Kocok dinding tabung agar media dan reagen tercampur rata.
10) Amati
terbentuknya cincin merah pada media.
d. Penanaman pada media semisolid
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Sterilkan ( red heat
) jarum penusuk pada bunsen.
3) Dinginkan ujung jarum penusuk pada dinding dalam tabung
media.
4) Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung jarum
penusuk.
5) Tanam koloni kuman pada media semisolid dengan cara
menusuk (sampai ½ media).
6) Sterilkan
jarum penusuk (red heat)
pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7) Inkubasi
media yang ditanam kuman selama
1 x 24 jam
e. Uji Methyl Red
(MR)
1)
Siapkan alat dan bahan.
2) Sterilkan ( red heat
) ose pada bunsen.
3) Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
4) Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung ose.
5) Tanam koloni kuman pada media Tryptophane dengan cara mencelupkan ose pada media.
6) Sterilkan
ose (red heat) pada
bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7) Inkubasi
media yang ditanam kuman selama
5 hari.
8) Teteskan reagen methyl
red.
9) Amati perubahan warna yang terjadi.
f. Uji Voges Proskauer
(VP)
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Sterilkan ( red heat
) ose pada bunsen.
3) Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
4) Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung ose.
5) Tanam koloni kuman pada media Tryptophane dengan cara mencelupkan ose pada media.
6) Sterilkan
ose (red heat) pada
bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7) Inkubasi
media yang ditanam kuman selama
2 hari.
8) Teteskan reagen α
napthol & KOH.
9) Amati perubahan warna yang terjadi.
g. Penanaman pada media Simmons
citrate agar.
1)
Siapkan alat dan bahan.
2) Sterilkan ( red heat
) ose pada bunsen.
3) Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
4) Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung ose.
5) Tanam koloni kuman pada media Simmons citrate agar dengan cara streak.
6) Sterilkan
ose (red heat) pada
bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7) Inkubasi
media yang ditanam kuman selama
1 x 24 jam.
h. Penanaman pada media Urea.
1)
Siapkan alat dan bahan.
2) Sterilkan ( red heat
) ose pada bunsen.
3) Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
4) Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung ose.
5) Tanam koloni kuman pada media Christensen’s urea agar dengan cara streak.
6) Sterilkan
ose (red heat) pada
bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7) Inkubasi
media yang ditanam kuman selama
1 x 24 jam
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1. Penanaman spesimen feses pada media Mc conkey agar
|
|
Penanaman spesimen kuman pada media Mc conkey agar plate dengan metode streak (zig zag ) dan Inkubasi 1 x 24 jam.
|
Hasil :
Kuman tidak meragi laktosa (-) Ã colorless
colony.
|
2. Penanaman spesimen feses pada media SS agar
|
|
Penanaman spesimen kuman pada media SS agar plate, dan inkubasi selama
1x24 jam.
|
Hasil :
Tumbuh kuman dengan warna hitam ditengah
koloni,dan
transllucent. Sehingga
kemungkinan kuman jenis Salmonella sp
|
3. Pengecatan Gram
|
|
|
Koloni kuman pada pembesaran 1000 x dengan oil immersion
|
Gambar diperbesar,
sehingga tampak morfologi
kuman berbentuk batang dan berwarna merah à Bacil Gram
(-)
|
4. Penanaman koloni kuman pada media Nutrient agar slant
|
|
|
Penanaman koloni kuman pada media Nutrient agar slant ( sebagai stok kuman) kemudian inkubasi
selama 1 x 24 jam.
|
Hasil :
Media terangkat keatas /
produksi gas
(-) dikarenakan kuman tersebut
: kuman fakultatif anaerob serta koloni kuman tumbuh sebagai stok kuman.
|
5.
Penanaman
kuman pada media TSI
|
|
|
Penanaman koloni kuman pada media Triple sugar iron (mengetahui fermentasi glukosa,lactosa,
sukrosa.mengetahui kuman produksi gas serta H2S), kemudian
inkubasi selama 1x24 jam.
|
Hasil :
Acid H2S (-)
Acid G (+)
*(fermentasi
lac (+), suk (+), glu (+))
* Menggambarkan jenis kuman :
Klebsiella sp.
|
6.
Penanaman
kuman pada media indol
|
|
|
Penanaman koloni kuman pada media Triptophane
(mengandung as.amino tryptophane),inkubasi 24 jam
|
Pemberian reagen kovac untuk mendeteksi keberadaan
gugus indol.
|
Hasil : Indol (-)
Sehingga tidak terbentuk cincin merah
|
7.
Penanaman
kuman pada media Semisolid
|
|
Penanaman kuman pada media semisolid (yang telah diberi
indikator tetrazolium) , inkubasi 1 x 24 jam
|
Hasil : mikroorganisme motil (+)
Sehingga didapatkan mikroorganisme tumbuh
menyebar pada media
|
8.
Penanaman
kuman pada media MR
|
|
*Penanaman kuman
*Inkubasi selama 5 hari
*Ditetesi dengan 5 tetes merah
methyl
|
Hasil
tes (+)
Ditandai dengan terbentuknya warna merah pada media Ã
m.o sanggup membentuk acethyl-methyl-carbinol dari pemecahan glukosa
|
9.
Penanaman
kuman pada media VP
|
|
*Penanaman kuman
* Inkubasi selama 2 hari
*Ditetesi dengan α
Naphtol dan KOH
|
Hasil
percobaan : (-) Negatif
Warna
media tetap/ tidak berubah menjadi merah
|
10. Penanaman kuman pada media Simmons sitrat
|
|
Penanaman koloni kuman pada media simmons citrate agar
( yang mengandung brom-thymol blue, garam amonium, Na citrat), inkubasi 1 x
24 jam.
|
Hasil : Uji citrat (+)
perubahan warna menjadi biru, karena pH menjadi alkali
*mikroorganisme
menggunakan citrat sebagai sumber hidrat arang menjadi amonia.
|
11. Penanaman kuman pada media urea
|
|
Penanaman koloni kuman pada media Christensen’s urea
agar (mengandung urea dan indikaror merah-phenol), inkubasi 1 x 24 jam.
|
Hasil : Tes urea (-)
*Warna media tetap
*kuman tidak mempunyai urease, sehingga tidak memecah
urea dan membentuk amonia.
|
PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum identifikasi
baktari dari specimen tinja di dapatkan hasil isolsi pada madia mac conkey
agar, koloni berbentuk bulat, cembung, pinggiran rata, dan koloni yang khas
yaitu sangat basah ( mukoid). Pada media, bakteri klebsiella dapat tumbuh
koloni yang mukoid, keabu-abuan dan permukaan koloni seperti mengkilat. Dan
pada media selektif yaitu, Salmonella Shigella Agar, kuman dapat tumbuh.
Pada hasil praktikum, uji Indol adalah negative, uji indol di guanakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme yang mempunyai indophenol oksidase membentuk indol dari asam amino tryptophan. (Karsinah dkk., 1994)
Pada hasil praktikum, uji Tes MR (Metyl Red) menunjukan hasil negative. (Brooks dkk., 2001) Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme membentuk asam campuran dari pemecahan glukosa (Karsinah dkk., 1994)
Pada hasil praktikum, uji Voges-Proskauer menunjukan hasil negative. Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme membentuk asam campuran dari pemecahan glukosa (Karsinah dkk., 1994). Bakteri spesies klebsiella, enterobacter, dan serratia biasanya memberikan reaksi Voges-Proskauer yang pisitif (Brooks dkk., 2001).
Pada hasil praktikum, uji Simon Citrat menunjukan hasil positive. Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme yang menggunakan citrate sebagai sumber hidrat arang membentuk amoniak, media menjadi biru. Klebsiella adalah salah satu bakteri dengan uji citrate positive.(Brooks dkk., 2001)
Pada hasil praktikum, uji motilitas menunjukan hasil negative. Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme tumbuh menyebar.
Pada hasil praktikum, uji TSI agar menunjukan hasil Acid/Acid, Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme menyerang suatu karbohidrat yang tergabung dalam perbenihan dengan pembentukkan gas, dan tidak disertai terbentuknya H2S.(Karsinah dkk., 1994).
Pada hasil praktikum, uji urea menunjukan hasil positive.Tes ini digunakan untuk menguji mikroorganisme yang mempunyai urease akan memecah urea membentuk ammonia, media menjadi merah muda. (Karsinah dkk., 1994). Klebsiella adalah salah satu bakteri dengan uji urea positive.(Brooks dkk., 2001)
Pada hasil praktikum, uji Indol adalah negative, uji indol di guanakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme yang mempunyai indophenol oksidase membentuk indol dari asam amino tryptophan. (Karsinah dkk., 1994)
Pada hasil praktikum, uji Tes MR (Metyl Red) menunjukan hasil negative. (Brooks dkk., 2001) Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme membentuk asam campuran dari pemecahan glukosa (Karsinah dkk., 1994)
Pada hasil praktikum, uji Voges-Proskauer menunjukan hasil negative. Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme membentuk asam campuran dari pemecahan glukosa (Karsinah dkk., 1994). Bakteri spesies klebsiella, enterobacter, dan serratia biasanya memberikan reaksi Voges-Proskauer yang pisitif (Brooks dkk., 2001).
Pada hasil praktikum, uji Simon Citrat menunjukan hasil positive. Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme yang menggunakan citrate sebagai sumber hidrat arang membentuk amoniak, media menjadi biru. Klebsiella adalah salah satu bakteri dengan uji citrate positive.(Brooks dkk., 2001)
Pada hasil praktikum, uji motilitas menunjukan hasil negative. Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme tumbuh menyebar.
Pada hasil praktikum, uji TSI agar menunjukan hasil Acid/Acid, Tes ini digunakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme menyerang suatu karbohidrat yang tergabung dalam perbenihan dengan pembentukkan gas, dan tidak disertai terbentuknya H2S.(Karsinah dkk., 1994).
Pada hasil praktikum, uji urea menunjukan hasil positive.Tes ini digunakan untuk menguji mikroorganisme yang mempunyai urease akan memecah urea membentuk ammonia, media menjadi merah muda. (Karsinah dkk., 1994). Klebsiella adalah salah satu bakteri dengan uji urea positive.(Brooks dkk., 2001)
IV.
KESIMPULAN
Setelah melakukan
praktikum identifikasi bakteri melalui specimen tinja di dapatkan hasil bakteri
klebsiella yang merupakan bakteri enterobacter, bakteri klebsiella selain dapat
menyebabkan infeksi saluran pencernaan, tapi jug adapt mengakibatkan infeksi
saluran pernapasan. Hasil praktikum di dapatkan sebagai berikut:
Tabel 2.
Hasil Uji Biokimia
No.
|
Nama Identifikasi
|
Hasil pengamatan
|
Hasil (+/-)
|
1.
|
Mac conkey
|
|
|
2.
|
Salmonella Shigella Agar
|
|
|
3.
|
Indol
|
|
|
4.
|
Metyl Red
|
|
|
5.
|
Voges Preskuer
|
|
|
6.
|
Simons Citrat
|
|
|
7.
|
TSI Agar
|
|
|
8.
|
Urea
|
|
|
K. pneumoniae
No Nama Uji Pengamatan Hasil (+/-)
1 Gula-gula:LaktosaSukrosaGlukosaManitolTerjadi perubahan warna dariungu
menjadi kuning danterbentuk gas pada tabungdurham.++++2 MR Tidak terjadi
perubahan apapun. -3 VP Tidak terjadi perubahan apapun. -4 SIM Sulfur: Tidak
ada.Indol: Tidak terbentuk.Motility: Bakteri tumbuh pada bekas
tusukan.Sulfur: -Indol: -Motility: -5 TSIA Lereng: KuningDasar: KuningH
2
S: Tidak adaGas: Media menjadi pecah- pecah.As/As/-Gas: +6 SC Terjadi
perubahan warna mediadari hijau menjadi biru.+7 Urease Tidak terjadi perubahan
apapun. -
V. DAFTAR PUSTAKA
Dzen SM.1994. “Dasar-Dasar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Karsinah, Lucky HM, Suharto, Mardiastuti HW. 1994.Mikrobiologi
Kedokteran.Binarupa aksara:Jakarta.
Brooks GF, Butel JS, Ornston LN. 1995. Mikrobiologi Kedokteran.Penerbit
Buku Kedokteran EGC:Jakarta.
.