Senin, 08 Mei 2017

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III IDENTIFIKASI BAKTERI SPESIEMEN TINJA



LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III
IDENTIFIKASI BAKTERI SPESIEMEN TINJA





Disusun oleh :
Kelompok : V
Wiwin Nur Haliza ( 151510113032)


D3 ANALIS MEDIS
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016








I.  PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

            Mikrobiologi ialah il mu pengetahuan tentang perikehidupan mahluk-mahluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikroskop ( bahasa yunani: micros = kecil, bios = hidup, logos =  kata atau ilmu). Mahluk- mahluk kecil itu di sebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad reunik. Mikrobiologi mencangkup pengetahuan tentang virus (virology), pengetahuan tentang bakteri (bakteriologi), pengetahuan tentang hewan bersel satu (protozologi), pengetahuan tentang jamur (mikologi).( Sarles, W.B. dan Frazier, W.C. Micribiology.harper and brothers)
            Nama bakteri itu berasal dari kata “bakterion”( bahasa yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu di pakai untuk menyebutkan sekelompok organisme yang bersel satu, tidak berklorofil( meskipun ada kecualinya ), berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop.
            Spesies klebsiella menunjukan pertumbuhan mukoid, simpai polisakarida yang besar, tidak ada pergerakan, dan bisaanya memberikan tes positif untuk lisin dekarboksilase dan sitrat. Klebsiella, enterobakter, dan serratia baiasnya member reaksi Voges- Proskuer positif.( Geo.F. Brooks dkk.,1995)
            Klebsiella pneumonie termasuk genus klebsiella dalam family enterobacter yang merupakan mirkoflora normal pada mulut, selaput lendir, saluran pernafasan atas, usus, saluran kemih, dan alat kelamin manusia dan hewan. kuman ini dapat diisolasi dari tinja manusia dan hewan. Pada manusaia genus klebsiella dapat merupakan kuman penyabab pneumonia, disamping infeksi lain diluar saluran pernafasan, misalnya: infeksi saluran kemih,infeksi nosokomial. (Dzen, 1994)
            Klebsiella pneumoniae terdapat saluran napas atas dan feses pada sekitar 5% orang normal. Organisme ini menyebabkan sebagian kecil( sekitar 3%) pneumonia bacterial. K pneumonia dapat menyebabkan konsolidasi luas disertai nekrosis hemoregik pada paru-paru. Klebsiella kadang- kadang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan bekterimia dengan lesi fokal pada pasien yang lemah. .( Geo.F. Brooks dkk.,1995)
1.2. Tujuan
            1. Mengidentifikasi bakteri klebsiella pada specimen tinja, dengan menggunakan media     selektif dan uji biokim
            2. Mengetahui hasil pada media selektif dan uji biokim untuk bakteri klebsiella


II.  METODE PRAKTIKUM

2.1 Tanggal Pelaksanaan

Hari / Tanggal praktikum: Senin – Selasa/ 19 – 27 Desember 2016

2.2 Prosedur
A.  Cara kerja                    :
1.      Penanaman spesimen feses pada media Mc conkey agar
a.       Siapkan alat dan bahan.
b.      Ose disterilkan pada bunsen.
c.       Ujung  ose didinginkan pada dinding dalam tabung media.
d.      Ambil kuman pada spesimen feses dengan ujung ose.
e.       Kuman ditanam pada media Mc conkey agar secara zig – zag ( streak ).
f.       Ose disterilkan pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
g.      Inkubasi media yang ditanam kuman selama 1 x 24 jam.
2.      Penanaman spesimen feses pada media SS agar
a.       Siapkan alat dan bahan.
b.      Sterilkan ose pada bunsen.
c.       Ujung ose didinginkan pada dinding dalam tabung media.
d.      Kuman diambil pada spesimen feses dengan ujung ose.
e.       Kuman ditanam pada media SS agar secara zig – zag ( streak ).
f.       Ose disterilkan pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
g.      Media yang ditanam kuman diinkubasi selama 1 x 24 jam.
3.      Pengecatan Gram
a.       Pembuatan preparat
1)      Preparat dipanaskan di atas bunsen.
2)      Ose disterilkan pada bunsen.
3)      Ose dimasukkan pada larutan NaCl 0.85% dan diteskan sedikit NaCl 0.85% pada preparat.
4)      Kuman diambil dengan ujung ose .
5)      Kuman diratakan dengan ose pada preparat.
6)      Preparat dipanaskan agar kuman mati dan terfiksasi pada preparat.
7)      Ose disterilkan.
b.      Pengecatan preparat
1)      Larutan  AOCV diteteskan sampai merata, menunggu selama ± 1 menit
2)      Dibilas  dengan akuades mengalir dan ditunggu selama 5 detik
3)      Testekan larutan lugol sampai merata, menunggu selama ± 1 menit
4)      Bilas dengan akuades mengalir dan menunggu selama 5 detik
5)      Teteskan larutan aseton alkohol sampai merata, diamkan 5-15 detik.
6)      Bilas dengan akuades mengalir
7)      Teteskan  larutan safranin sampai merata, menunggu selama ± 30 detik.
8)      Bilas dengan akuades mengalir
9)      Keringkan preparat dengan kertas tissue pada sisi ulasan lalu mengeringkan pada udara.
10)  Lihat  dan amati warna dan morfologi kuman dengan mikroskop pada perbesaran 1000 kali dengan bantuan minyak immerse.
4.      Penanaman koloni kuman pada media Nutrient agar slant ( Sebagai stok kuman )
a.       Siapkan alat dan bahan.
b.      Sterilkan ( red heat ) ose pada bunsen.
c.       Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
d.      Ambil koloni kuman pada media SS agar dengan ujung ose.
e.       Tanam koloni kuman pada media NAS secara spiral.
f.       Sterilkan ose (red heat) pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
g.      Inkubasi media yang ditanam kuman selama 1 x 24 jam.
5.      Uji Biokimia :
a.       Uji Oksidase
1)        Siapkan alat dan bahan
2)        Bersihkan object glass dengan cara flaming
3)        Letakkan kertas saring pada object glass
4)        Sterilkan ose di atas Bunsen, kemiudian di dinginkan
5)        Ambil koloni kuman dari media NAS dan meletakkanya di atas kertas saring, Bakar ose agar tidak terjadi kontaminasi
6)        Tambahkan 1 –1 Dimethyl  Para-phenil Hidroklorida 1%  di atas  kertas saring,yang terdapat koloni.
7)        Langsung di lihat perubahan warna yang terjadi
b.      Penanaman pada media Triple sugar iron
1)      Siapkan alat dan bahan.
2)      Sterilkan ( red heat ) jarum penusuk pada bunsen.
3)      Dinginkan ujung jarum penusuk pada dinding dalam tabung media.
4)      Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung jarum penusuk.
5)      Tanam koloni kuman pada media TSI dengan cara menusuk (sampai ½ media).
6)      Sterilkan jarum penusuk (red heat) pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7)      Inkubasi media yang ditanam kuman selama 1 x 24 jam.
c.       Uji Indol
1)      Siapkan alat dan bahan.
2)      Sterilkan ( red heat ) ose pada bunsen.
3)      Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
4)      Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung ose.
5)      Tanam koloni kuman pada media Indol dengan cara mencelupkan ose.
6)      Sterilkan ose (red heat) pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7)      Inkubasi media yang ditanam kuman selama 1 x 24 jam
8)      Teteskan reagen kovac pada media.
9)      Kocok dinding tabung agar media dan reagen tercampur rata.
10)   Amati terbentuknya cincin merah pada media.
d.      Penanaman pada media semisolid
1)      Siapkan alat dan bahan.
2)      Sterilkan ( red heat ) jarum penusuk pada bunsen.
3)      Dinginkan ujung jarum penusuk pada dinding dalam tabung media.
4)      Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung jarum penusuk.
5)      Tanam koloni kuman pada media semisolid dengan cara menusuk (sampai ½ media).
6)      Sterilkan jarum penusuk (red heat) pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7)      Inkubasi media yang ditanam kuman selama 1 x 24 jam
e.       Uji Methyl Red (MR)
1)      Siapkan alat dan bahan.
2)      Sterilkan ( red heat ) ose pada bunsen.
3)      Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
4)      Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung ose.
5)      Tanam koloni kuman pada media Tryptophane dengan cara mencelupkan ose pada media.
6)      Sterilkan ose (red heat) pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7)      Inkubasi media yang ditanam kuman selama 5 hari.
8)      Teteskan reagen methyl red.
9)      Amati perubahan warna yang terjadi.
f.       Uji Voges Proskauer (VP)
1)      Siapkan alat dan bahan.
2)      Sterilkan ( red heat ) ose pada bunsen.
3)      Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
4)      Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung ose.
5)      Tanam koloni kuman pada media Tryptophane dengan cara mencelupkan ose pada media.
6)      Sterilkan ose (red heat) pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7)      Inkubasi media yang ditanam kuman selama 2 hari.
8)      Teteskan reagen α napthol & KOH.
9)      Amati perubahan warna yang terjadi.
g.      Penanaman pada media Simmons citrate agar.
1)      Siapkan alat dan bahan.
2)      Sterilkan ( red heat ) ose pada bunsen.
3)      Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
4)      Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung ose.
5)      Tanam koloni kuman pada media Simmons citrate agar dengan cara streak.
6)      Sterilkan ose (red heat) pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7)      Inkubasi media yang ditanam kuman selama 1 x 24 jam.
h.      Penanaman pada media Urea.
1)      Siapkan alat dan bahan.
2)      Sterilkan ( red heat ) ose pada bunsen.
3)      Dinginkan ujung ose pada dinding dalam tabung media.
4)      Ambil koloni kuman pada media NAS dengan ujung ose.
5)      Tanam koloni kuman pada media Christensen’s urea agar dengan cara streak.
6)      Sterilkan ose (red heat) pada bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7)      Inkubasi media yang ditanam kuman selama 1 x 24 jam
III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1.      Penanaman spesimen feses pada media Mc conkey agar
Penanaman spesimen kuman pada media Mc conkey agar plate  dengan metode streak (zig zag ) dan Inkubasi 1 x 24 jam.
Hasil :
Kuman tidak meragi laktosa (-) à colorless colony.

2.      Penanaman spesimen feses pada media SS agar
Penanaman spesimen kuman pada media SS agar plate, dan inkubasi selama 1x24 jam.

Hasil :
Tumbuh kuman dengan warna hitam ditengah koloni,dan transllucent. Sehingga kemungkinan kuman jenis Salmonella sp

3.      Pengecatan Gram


Koloni kuman pada pembesaran 1000 x dengan oil immersion

Gambar diperbesar, sehingga tampak morfologi kuman berbentuk batang dan berwarna merah à Bacil Gram (-)


4.      Penanaman koloni kuman pada media Nutrient agar slant
Gas (-) )
Penanaman koloni kuman pada media Nutrient agar slant ( sebagai stok kuman) kemudian inkubasi selama 1 x 24 jam.
Hasil :
Media terangkat keatas / produksi gas (-) dikarenakan kuman tersebut : kuman fakultatif anaerob serta koloni kuman tumbuh sebagai stok kuman.

5.      Penanaman kuman pada media TSI
Gas (+)
Media pecah
                    

Penanaman koloni kuman pada media Triple sugar iron (mengetahui fermentasi glukosa,lactosa, sukrosa.mengetahui kuman produksi gas serta H2S), kemudian inkubasi selama 1x24 jam.
Hasil :
Acid               H2S (-)
Acid               G   (+)
*(fermentasi lac (+), suk (+), glu (+))
* Menggambarkan jenis kuman    :
   Klebsiella sp.
6.      Penanaman kuman pada media indol
Penanaman koloni kuman pada media Triptophane
(mengandung as.amino tryptophane),inkubasi 24 jam
Pemberian reagen kovac untuk mendeteksi keberadaan gugus indol.
Hasil : Indol (-)
Sehingga tidak terbentuk cincin merah


7.      Penanaman kuman pada media Semisolid
Penanaman kuman pada media semisolid (yang telah diberi indikator tetrazolium) , inkubasi 1 x 24 jam
Hasil : mikroorganisme motil (+)
Sehingga didapatkan mikroorganisme tumbuh menyebar pada media








8.      Penanaman kuman pada media MR




*Penanaman kuman
*Inkubasi selama 5 hari
*Ditetesi dengan 5 tetes  merah methyl
Hasil tes (+)
Ditandai dengan terbentuknya warna merah pada media à m.o sanggup membentuk acethyl-methyl-carbinol dari pemecahan glukosa


9.      Penanaman kuman pada media VP

*Penanaman kuman
* Inkubasi selama 2 hari
*Ditetesi dengan  Î± Naphtol dan KOH
Hasil percobaan : (-) Negatif
Warna media tetap/ tidak berubah menjadi merah

10.  Penanaman kuman pada media Simmons sitrat

Penanaman koloni kuman pada media simmons citrate agar ( yang mengandung brom-thymol blue, garam amonium, Na citrat), inkubasi 1 x 24 jam.

Hasil : Uji citrat (+)
perubahan warna menjadi biru, karena pH menjadi alkali
*mikroorganisme menggunakan citrat sebagai sumber hidrat arang menjadi amonia.


11.  Penanaman kuman pada media urea

Penanaman koloni kuman pada media Christensen’s urea agar (mengandung urea dan indikaror merah-phenol), inkubasi 1 x 24 jam.
Hasil : Tes urea (-)
*Warna media tetap
*kuman tidak mempunyai urease, sehingga tidak memecah urea dan membentuk amonia.
PEMBAHASAN
            Dari hasil praktikum identifikasi baktari dari specimen tinja di dapatkan hasil isolsi pada madia mac conkey agar, koloni berbentuk bulat, cembung, pinggiran rata, dan koloni yang khas yaitu sangat basah ( mukoid). Pada media, bakteri klebsiella dapat tumbuh koloni yang mukoid, keabu-abuan dan permukaan koloni seperti mengkilat. Dan pada media selektif yaitu, Salmonella Shigella Agar, kuman dapat tumbuh.    
            Pada hasil praktikum, uji Indol adalah negative, uji indol di guanakan untuk menguji kemampuan mikroorganisme yang mempunyai indophenol oksidase membentuk indol dari asam amino tryptophan.
(Karsinah dkk., 1994)     
           
Pada hasil praktikum, uji Tes MR (Metyl Red) menunjukan hasil negative. (Brooks dkk., 2001) Tes ini digunakan untuk  menguji kemampuan mikroorganisme membentuk asam campuran dari pemecahan glukosa (Karsinah dkk., 1994)
            Pada hasil praktikum, uji
Voges-Proskauer menunjukan hasil negative. Tes ini digunakan untuk  menguji kemampuan mikroorganisme membentuk asam campuran dari pemecahan glukosa (Karsinah dkk., 1994). Bakteri spesies klebsiella, enterobacter, dan serratia biasanya memberikan reaksi Voges-Proskauer yang pisitif (Brooks dkk., 2001). 
           
            Pada hasil praktikum, uji Simon Citrat menunjukan hasil positive. Tes ini digunakan untuk  menguji kemampuan mikroorganisme yang menggunakan citrate sebagai sumber hidrat arang membentuk amoniak, media menjadi biru. Klebsiella adalah  salah satu  bakteri dengan uji citrate positive.(Brooks dkk., 2001) 
            Pada hasil praktikum, uji
motilitas menunjukan hasil negative. Tes ini digunakan untuk  menguji kemampuan mikroorganisme tumbuh menyebar.   
           
            Pada hasil praktikum, uji
TSI agar menunjukan hasil Acid/Acid, Tes ini digunakan untuk  menguji kemampuan mikroorganisme menyerang suatu karbohidrat yang tergabung dalam perbenihan dengan pembentukkan gas, dan tidak disertai  terbentuknya H2S.(Karsinah dkk., 1994).    
           
            Pada hasil praktikum, uji urea menunjukan hasil positive.Tes ini digunakan untuk  menguji mikroorganisme yang mempunyai urease akan memecah urea membentuk ammonia, media menjadi merah muda. (Karsinah dkk., 1994).  Klebsiella adalah  salah satu  bakteri dengan uji urea positive.(Brooks dkk., 2001)
IV.  KESIMPULAN

            Setelah melakukan praktikum identifikasi bakteri melalui specimen tinja di dapatkan hasil bakteri klebsiella yang merupakan bakteri enterobacter, bakteri klebsiella selain dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan, tapi jug adapt mengakibatkan infeksi saluran pernapasan. Hasil praktikum di dapatkan sebagai berikut:
 Tabel 2. Hasil Uji Biokimia
No.
Nama Identifikasi
Hasil pengamatan
Hasil (+/-)
1.
Mac conkey


2.
Salmonella Shigella Agar


3.
Indol


4.
Metyl Red


5.
Voges Preskuer


6.
Simons Citrat


7.
TSI Agar


8.
Urea



K. pneumoniae 
 No Nama Uji Pengamatan Hasil (+/-)
1 Gula-gula:LaktosaSukrosaGlukosaManitolTerjadi perubahan warna dariungu menjadi kuning danterbentuk gas pada tabungdurham.++++2 MR Tidak terjadi perubahan apapun. -3 VP Tidak terjadi perubahan apapun. -4 SIM Sulfur: Tidak ada.Indol: Tidak terbentuk.Motility: Bakteri tumbuh pada bekas tusukan.Sulfur: -Indol: -Motility: -5 TSIA Lereng: KuningDasar: KuningH
2
S: Tidak adaGas: Media menjadi pecah- pecah.As/As/-Gas: +6 SC Terjadi perubahan warna mediadari hijau menjadi biru.+7 Urease Tidak terjadi perubahan apapun. -




V. DAFTAR PUSTAKA





 Dzen SM.1994. “Dasar-Dasar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Karsinah, Lucky HM, Suharto, Mardiastuti HW. 1994.Mikrobiologi Kedokteran.Binarupa aksara:Jakarta.
Brooks GF, Butel JS, Ornston LN. 1995. Mikrobiologi Kedokteran.Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta.









.